Pemkot Palu Ikuti Apel Siaga Pengamanan Pasokan Harga Pangan Jelang Idulfitri 2024
Pemkot Palu – Pemerintah Kota Palu melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Palu, mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah bersama Pemerintah Pusat secara daring, pada Senin, 01 April 2024 dari ruang pertemuan Kantor Wali Kota Palu.
Rakor kali ini dirangkaikan dengan Apel siaga pengamanan pasokan harga pangan jelang Idulfitri 2024 bersama Badan Pangan Nasional.
Apel tersebut dilaksanakan dalam rangka Pembahasan Langkah Konkret Pengendalian Inflasi di Daerah Tahun 2024 dan Memastikan Ketersediaan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Menjelang, Selama, dan Pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Puasa dan Idulfitri 2024.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) RI, Arief Prasetyo menekankan kepada para Kepala Daerah untuk melakukan langkah-langkah antisipasi terkait ada kenaikan harga pangan yang biasa terjadi pada HBKN.
“Namun melalui data yang kita miliki, Alhamdulillah saat ini dipastikan bahwa pasokan pangan menjelang Hari Raya Lebaran 2024 dalam kondisi aman,” katanya.
Ia mengatakan, masyarakat juga bisa mendapatkan bahan pangan murah di sejumlah gerakan pangan murah yang diselenggarakan pada setiap daerah.
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman juga menyampaikan kabar bahagia, bahwasanya untuk kebutuhan beras pada bulan Maret, April dan Mei mendatang dalam kondisi aman.
Artinya, masyarakat tak perlu khawatir akan kekurangan beras pada bulan Ramadhan dan Hari Raya Idulfitri 1445 H mendatang.
“Berdasarkan data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), dimana pada Maret 2024 diperkirakan produksi beras mencapai 3,51 juta ton. Angka itu berada di atas kebutuhan bulanan nasional sebesar 2,5 juta ton,” ungkap Mentan.
Lebih lanjut, Ia menambahkan untuk meningkatkan pertanian di Indonesia saat ini kami menggunakan trobosan baru dengan menggunakan pompanisasi.
Pompanisasi menjadi solusi cepat dalam meningkatkan areal tanam mengingat saat ini tidak semua daerah diguyur hujan.
“Artinya, masih ada daerah-daerah kering akibat dilanda fenomena alam El Nino alias musim kering ekstrem yang berujung pada darurat pangan,” katanya. (***)